MTBFM.CO.ID – Era millenial, tidak banyak anak-anak yang masih tertarik permainan tradisional. Tapi permainan Pong-Pong Bolong sangat populer di era 80an. Bagaimana sih permainan ini? Ikuti langkah-langkahnya :
Anak-anak yang hendak bermain Pong-pong Bolong, pertama harus berkumpul di suatu tempat. Lalu mereka duduk berkeliling (melingkar). Kemudian semua tangan pemain diletakkan di lantai dengan cara digenggam atau dikepal. Urut satu per satu ke atas, ditumpuk seperti menara. Setelah itu, pemimpin dolanan segera menyanyikan lagu Pong-pong Bolong, yang syairnya sebagai berikut : Pong-pong Bolong Pong-pong Bolong dumerang ducabe pecaha ngisor dhewe.
Setelah sebuah nyanyian selesai, maka tangan paling bawah diregangkan (seolah-olah pecah) dan posisi telungkup. Kemudian dimulai menyanyi lagi seperti di atas berulang-kali. Setiap nyanyian selesai, maka tangan yang berposisi paling bawah atau sesuai dengan permintaan syair, diregangkan, misalkan paling atas. Setelah semua tangan pemain diregangkan, maka pemimpin dolanan segera melanjutkan nyanyian: Ri-uri, ri-uri jang-anjang widadar cleret gombel tiba umplungkembangmu kembang apa?
Lagu itu dinyanyikan oleh pemimpin dolanan sambil tangan telunjuknya ditekan pada telapak tangan paling atas yang terkurap. Setelah nyanyian selesai, pemilik tangan paling atas menjawab, misalkan kembang turi. Lalu pemimpin dolanan segera melanjutkan menyanyi, misalkan Mbang turi, mbang turi si A kepengin cepet mari. Sebisa mungkin, pemimpin dolanan mencari kata-kata yang mempunyai padanan dengan kata paling belakang. Sambil menyanyikan lagu yang terakhir, pemimpin dolanan mangangkat tangan paling atas yang telungkup dengan dua jari (seperti dijiwit), kemudian meletakkannya ke lantai. Berarti tangan yang sudah diangkat tadi bebas.
Kemudian si pemimpin dolanan segera kembali menyanyikan lagu kedua hingga selesai. Lalu diikuti dengan langkah-langkah yang sama, dijawab oleh pemilik tangan kedua yang terletak paling atas. Lalu dilanjutkan lagi nyanyian pemimpin dolanan. Demikian seterusnya hingga semua tangan pemain yang telungkup di lantai habis. Dengan demikian, dolanan Pong-pong Bolong sudah selesai. Jika hendak dilanjutkan, maka akan dimulai dari awal lagi.
Asyiknya dolanan ini, kadang-kadang pemain bingung mencari nama bunga yang mungkin sulit ditebak oleh pemimpin dolanan. Begitu pula pemimpin dolanan kadang harus berpikir dulu sebelum menjawabnya, harus mencari kata-kata yang cocok dengan nama bunga yang disampaikan oleh pemain. Misalkan kembang terong, dijawab raine mencorong, kembang lombok, dijawab dengan njaluk gembok, dan sebagainya. Pokoknya pintar-pintar mencari nama bunga dan menjawabnya. Jika lama berpikir belum mendapatkan ide, biasanya ditertawakan pemain lain.
Dolanan ini melatih kebersamaan dan kesabaran. Anak-anak dilatih bersosialisasi sekaligus belajar bahasa daerah agar bisa memahami maknanya. Dalam dolanan ini tidak ada pemain yang kalah dan menang, karena hanya sebatas hiburan belaka. Namun begitu, dolanan ini perlu diperkenalkan kepada anak-anak kecil, agar lebih banyak referensi terhadap nama-nama bunga di sekitar lingkungannya.
( scr : BDYJW / M )