MTBFM.CO.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan penularan Covid-19 akibat infeksi virus coronaSARS-CoV-2 bisa melalui udara atau airborne.
Windhu Purnomo Ahli epidemiologi Universitas Airlangga Surbaya merespons itu, menjelaskan penularan virus corona Covid-19 lewat udara atau transmisi airborne yang dimaksud Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah bukan ada di udara bebas. Akan tetapi airborne dari hasil dari keluarnya droplet.
Penyebaran Covid-19 lewat udara yang telah tercampur droplet tadi kebanyakan muncul di dalam ruangan tertutup dengan ventilasi dan sirkulasi yang tidak baik, seperti di bioskop. Sebab, Windhu menilai sirkulasi udara di dalam bioskop tidak begitu baik.
“Jadi droplet itu misalkan di gedung bioskop merupakan ruangan tertutup, ventilasi dan sirkulasi udaranya tidak baik karena pakai AC. Misal ada orang bersin dan kebetulan mungkin melepas masker, maka percikan dropletnya tadi sebagian akan turun ke bawah namun molekul droplet yang lebih kecil yaitu di bawah 5 mikrometer itu akan melayang-layang di udara,” kata Windhu kepada CNNIndonesia.
Molekul droplet yang lebih kecil dan melayang-layang di udara itu kata Windhu dapat bertahan sampai 8 jam.
WHO telah mengakui penyebaran virus corona bisa terjadi melalui udara atau airborne. Pernyataan ini merespons publikasi 239 ilmuwan dari 32 negara yang mendesak WHO lebih terbuka soal penyebaran virus lewat udara. udara.
Sebelum itu, WHO mengatakan penularan Covid-19 terjadi oleh tetesan liur yang berukuran besar. Publikasi itu berangkat dari banyak kasus penularan yang terjadi di bar, kasino, restoran, pasar, dan perkantoran.
Benjamin Cowling Kepala divisi epidemiologi dan biostatistik di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong, menganalogikan virus yang menyebar di udara dengan orang yang merokok. Dia berkata seseorang mungkin tidak akan mengetahui ada orang lain di restoran yang sedang merokok karena tidak mencium baunya tidak melihat adanya asap.