MTBFM.CO.ID – Virus corona (COVID-19) memicu beredarnya banyak informasi di masyarakat yang belum teruji kebenarannya, salah satunya terkait perbedaan antara virus dan bakteri.
Koordinator Emerging Virus Research Unit Eikjman Laboratory Jakarta, Frilasita Aisyah di Jakarta, Selasa, menjelaskan, virus dan bakteri tidaklah sama.
“Bakteri itu makhluk hidup, virus itu antara hidup dan mati, kalau ilmuwan menyebutkan seperti itu,” kata Frilasita.
Frilasita menjelaskan, virus termasuk dalam kelompok mikroorganisme, yakni makhluk hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata. Untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop elektron yang menggunakan cahaya.
Virus sebagai bagian dari mikroorganisme bersifat parasit dan hanya dapat hidup dalam sel inang sehingga tidak bisa hidup di luar sel.
Kunci dari kesuksesan virus untuk bertahan hidup adalah strukturnya yang simpel, karena hanya terdiri dari sedikit material genetik berupa DNA dan RNA yang dibungkus dalam kapsul protein.
Kebanyakan virus ukurannya kecil dalam nano meter tetapi ada juga ukuran besar. Virus tidak dapat hidup di luar sel inang dalam waktu yang lama.
“Jadi dia (virus) harus jadi parasit, dia harus hidup pada ‘host’ tertentu untuk tetap hidup dan berkembang biak untuk kelangsungan hidup selanjutnya,” katanya.
“Kenapa masyarakat sulit membedakan antara virus dan bakteri, karena ketika seseorang sakit memiliki gejala yang mirip, ketika ke dokter biasanya tidak bisa dibedakan antara infeksi virus atau bakteri,” katanya.
Sisi mengatakan, virus dan bakteri berbeda. Ada tiga hal utama yang membedakan keduanya, yaitu secara ukuran, struktur maupun biologis keduanya berbeda.
Biasanya bakteri ukurannya jauh lebih besar dan dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Sedangkan virus biasanya ukurannya lebih kecil sehingga membutuhkan mikroskop yang lebih canggih, yaitu mikroskop elektron untuk melihatnya.
Sedangkan bakteri, kata dia, “uniceluler” dan secara biologi memiliki dinding sel ribosom dan dapat bereproduksi sendiri. Kalau virus tidak memiliki sel, juga antara hidup dan mati serta membutuhkan sel inang untuk bereplikasi.
“Sehingga tidak seperti bakteri, virus ini bersifat parasit tidak bisa bereplikasi sendiri, dan yang paling penting kalau sakit antibiotik itu hanya dapat membunuh bakteri tapi tidak dapat membunuh virus, ini banyak yang salah,” kata Sisi.
( src : ANT / M )