MTBFM.CO.ID – Melonjaknya harga cabai rawit di pasaran membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Bulog Divre Jawa Timur (Jatim) menggelar operasi pasar. Upaya ini dilakukan sebagai langkah untuk mengendalikan harga cabai rawit.
“Instruksi untuk melakukan operasi pasar tidak hanya di Surabaya, tapi juga seluruh kabupaten/kota di Jatim. Surat imbauan itu sudah dikeluarkan oleh Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) kepada seluruh bupati dan wali kota di Jatim,” ujar Drajat Kepala Disperindag Jatim saat menggelar operasi pasar di Pasar Tambakrejo Simokerto, Jumat (2/8).
Harga cabai beberapa pekan ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Para pedagang di beberapa pasar di Kota Surabaya menjual hingga Rp 80 ribu per kilogram (kg). Drajat mengatakan, kenaikan cabai disebabkan minimnya stok ditingkat hulu atau petani, pasalnya beberapa sentra cabai di Jatim belum memasuki masa panen.
“Operasi pasar ini bertujuan untuk membantu masyarakat memperoleh cabai dengan harga murah yaitu sebesar Rp 50.000 per kg. Pada operasi pasar kali ini, di Pasar Tambakrejo sendiri disediakan 70 kg cabai, dan di Pasar Wonokromo disediakan 50 kg. Masyarakat juga bisa membeli cabai dengan jumlah kecil, yaitu 1 ons dengan harga Rp 5.000. Dengan demikian diharapkan masyarakat yang membutuhkan cabai bisa mendapatkan sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya.
Drajat menambahkan, operasi pasar akan terus diselenggarakan sampai harga stabil. Yakni diprediksi akhir Agustus atau awal September. Menurutnya, hal tersebut disebabkan di beberapa wilayah sentra produksi Jatim seperti Blitar, Kediri, Malang, Tuban, Sampang dan Pamekasan mulai panen. “Diprediksi, Agustus ini produksi cabai mampu menghasilkan sekitar 25.666 ton. Kalau untuk operasi pasar di sejumlah daerah sudah dilakukan sejak 16 Juli lalu,” ungkapnya.
( src : RDR / M )