MTBFM.CO.ID – Udik-udikan adalah adalah melakukan shodaqoh berupa uang recehan yang dilakukan dengan dibuang. Beberapa daerah masih melestarikan tradisi ini, baik untuk sedekah bumi hingga berkaitan dengan kelahiran bayi. Biasanya uang recehan itu dicampur dengan beras kuning dan kembang. Dulu uang yang diberikan recehan Rp 2, 3, 5. Kini yang dibuang recehan Rp 100, 500 dan 100.
Tradisi ini sudah ada sejak dulu puluhan atau ratusan tahun. Namun beberapa orang masih melestarikannya sampai sekarang.
Masyarakat Desa Tebuwung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik misalnya, mempunyai acara rutin tahunan berupa sedekah bumi. Dalam kegiatan itu juga dimeriahkan tradisi udik-udikan atau rebutan uang receh.
Kegiatan sedekah bumi dimaksudkan untuk memohon keselamatan, keberkahan dan rasa syukur warga kepada Yang Maha Kuasa. Warga menggelar doa dan makan jajan tradisional khas desa setempat. Kemudian, di puncak kegiatan sedekah bumi dilakukan kegiatan udik-udikan atau rebutan uang receh.
“Warga membuat makanan atau jajanan tradisional. Di antaranya rengginang, tape, kucur, apem, dan gapitan. Jajanan tersebut dibagikan ke sanak atau keluarga. Kemudian penyembelihan hewan sapi. Dilanjutkan dengan khataman Alquran, dan udik-udikan,” kata Munir, sesepuh warga Desa Tebuwung.
Meski hanya uang receh yang dibagikan dalam udik-udikan, anak- anak ada yang memperoleh ini hingga ratusan ribu.
Dari kemeriahan acara sedekah bumi tersebut, masyarakat Tebuwung berharap agar kegiatan itu terus dilakukan dan menjadi kegiatan tradisional. ( BERBAGAI SUMBER / MTB )