MTBFM.CO.ID – Lamongan secara resmi memperkenalkan ke publik pakaian khas Lamongan pada puncak peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-450. Tak hanya memperkenalkan ke publik, Pakaian Khas Lamongan ini juga dikenakan oleh semua peserta kirab HJL.
Yuhronur Efendi Ketua Umum Panitia Peringatan HJL ke 450 menjelaskan, elemen khas dari Busana Adat Khas Lamongan ini adalah penggunaan batik Singomengkok dan desain kebaya yang bernuansa Islam dimana kebaya dibuat hingga ke lutut. Yuhronur menambahkan, Busana Adat Khas Lamongan ini juga merupakan perpaduan sejumlah budaya lokal. Seperti pengaplikasian kowakan pada busana pria yang mengambil ciri khas busana adattambal sewu di Desa Sambilan Kecamatan Mantup.
Sementara pengaplikasian Batik Singomengkok pada udeng dan sembong pada busana pria serta jarit pada busana perempuan sebagai bagian dari pelestarian budaya masyarakat Lamongan di wilayah utara. Selain itu, untuk melengkapi Busana Adat Khas Lamongan yang akan diperkenalkan saat Kirab HJL ke-450 ini juga dilengkapi aksesori bros untuk kebaya yang menggunakan model teratai berjuntai dengan motif gunungan yang ada di Sendang Dhuwur.
“Desain batik ini terinspirasi dari Gamelan Singomengkok yang digunakan Sunan Drajat dalam berdakwah. Termasuk penggunaan hijab yang semakin mengentalkan nuansa tersebut,” ujar Yuhronur, Minggu (26/5/2019).
Fadeli Bupati Lamongan menyebutkan memiliki busana adat khas sendiri sangat penting bagi Lamongan yang memiliki sejarah besar di masa lampau sejak era Airlangga, Majapahit, hingga Sunan Giri dan Sunan Drajat. “Nanti jika dalam setiap undangan resmi tercantum pakaian yang dikenakan adalah PKL, Bapak dan Ibu jangan bingung, PKL adalah Pakaian Khas Lamongan. Karena itu adalah busana adat kita, yang secara resmi kita kenalkan hari ini,” tambahnya. ( DTK / M )