MTBFM.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggunakan teknologi solar cell atau pembangkit listrik tenaga surya yang diaplikasikan ke sejumlah titik traffic light (TL), penerangan jalan umum, rumah pompa, Terminal Purabaya, sekolah, hingga kantor instansi pelayanan publik. Selain bertujuan untuk meminimalisir saat terjadi gangguan listrik padam, teknologi ini juga dinilai bermanfaat pada penghematan anggaran yang dikeluarkan Pemkot Surabaya.
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengatakan, pengunaan solar cell di lingkungan Pemkot Surabaya dimulai pada tahun 2016 lalu. Awalnya, saat itu terjadi peristiwa angin puting beliung yang menerjang di sejumlah kawasan Kota Surabaya. Imbasnya, sejumlah kantor instansi pemerintahan tidak bisa melayani karena aliran listrik terganggu akibat terjadinya angin puting beliung tersebut.
“Selain itu, sejumlah ruas jalan juga mengalami kemacetan lalu lintas akibat dari lampu traffic light yang tidak berfungsi dengan baik karena aliran listrik terganggu,” kata Risma.
Dengan adanya gangguan tersebut, Risma mengaku akhirnya memutuskan untuk menggunakan teknologi solar cell tersebut. Menurut dia, hingga saat ini, Pemkot Surabaya belum pernah mengalami kendala saat melayani warganya yang diakibatkan putusnya aliran listrik.
“Kami sudah pasang (solar cell) di banyak titik, sekarang ada 100 titik, kami sudah pasang hampir 70 persen,” ucap Risma.
Sebelum menggunakan teknologi pembangkit listrik tenaga surya, Risma mengaku bahwa Pemkot Surabaya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 1 juta per bulan untuk satu titik traffic light. B Namun, Risma menyebut, saat ini pemkot hanya mengeluarkan biaya untuk sewa meteran sekitar Rp 90.000.
( src : KMPS / M )