MTBFM.CO.ID – Baru-baru ini tersebar video pernyataan dari Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bisa terkena kanker paru-paru, karena terpapar asap rokok dari lingkungannya. Meskipun tidak merokok, berada di lingkungan yang penuh asap rokok masih dapat menimbulkan efek negative pada tubuh yang sama seperti perokok aktif itu sendiri.
Dikutip dari detikhealth, dr Frans Abednego Barus, SpP Dokter spesialis paru dari Omni Hospital mengatakan bahwa semakin banyak terpapar asap rokok, maka seorang perokok pasif memiliki kemungkinan juga terkena kanker paru.
“Pada stadium dini kemungkinan ada peluang untuk sembuh dengan operasi dan kemoterapi. Untuk stadium lanjut kemungkinannya kecil sekali bahkan tidak ada,” ujar Frans.
WHO menyebut rokok menjadi factor resiko utama dari kanker dan bertanggung jawab atas 22 persen dari kematian akibat kanker, termasuk kanker paru yang terbesar. Pria yang merokok 23 kali lebih mungkin terkena kanker paru, sementara wanita 13 kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok. Sementara perokok pasif memiliki 20-30 persen lebih tinggi terkena kanker paru apabila mereka terpapar sebagai secondhand smoker dirumah atau dikantor.
Sayangnya, hanya 16 persen kasus kanker paru yang terdiagnosis pada stadium awal. Jika telah bermetastase atau menyebar ke organ lainnya, harapan hidup mereka hanya mencapai 5 persen. Rata-rata separuh orang dengan kanker paru meninggal dalam kurun waktu setahun usai terdiagnosis.
( src : DTK / WUL )