MTBFM.CO.ID – Di rumah Cik Amy di jalan Platuk Donomulyo, sudah disibukkan dengan pembuatan kue keranjang atau disebut juga Nian Go yang sudah jadi pandangan rutin menjelang imlek.
Crew MTB sempat mendatangi salah satu pembuat kue keranjang di Surabaya, dan sudah di sibukkan dari pagi membuat kue keranjang. Dan Cik Amy siap berbagi bagaimana cara membuat kue keranjang.
“Awal mulanya beras ketan direndam selama 4-5 jam, lalu diangkat, ditiriskan, digiling dan setelah digiling diayak lagi, untuk proses pembuatan bisa sampai 1 hari penuh” kata Cik Amy.
Sebelum mengetahui lebih detail usaha pembuatan kue keranjang asal Surabaya ini, anda perlu tahu juga nih bagaimana sejarah kue keranjang.
Menurut berbagai sumber, pada musim semi dan musim gugur (722–481 SM), China terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita karena perang. Raja membuat dinding yang kuat dibangun untuk melindungi wilayah dari serangan, raja pun mengadakan jamuan pesta untuk merayakan ide ini. Rakyat pun tidak lagi dibuat khawatir dengan perang. Namun tidak dengan Perdana Menteri Wu Zixu.
Menurut Wu, perang tidak bisa dipandang enteng. Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika musuh mengepung kerajaan, tembok itu juga merupakan penghalang keras bagi diri kita sendiri.
“Jika keadaan benar-benar buruk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding,” kata Wu.
Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, kata-katanya menjadi kenyataan. Banyak orang mati kelaparan.
Para prajurit pun melakukan apa yang dikatakan Wu Zixu sebelumnya dan menemukan bahwa tembok di bagian bawah dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan. Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Batu bata ini adalah Nian Gao yang pertama kali.
Setelah itu, orang-orang membuat Nian Gao setiap tahunnya untuk memperingati Wu Zixu. Seiring waktu berlalu, Nian Gao menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai kue Tahun Baru Cina atau di Indonesia disebut kue keranjang.
Sedangkan untuk makna dari kue keranjang bermakna positif yang dipercaya turun-temurun. Kue keranjang menjadi simbol atas pendapatan dan jabatan yang lebih tinggi, anak-anak yang berkembang dengan baik, dan secara umum menjanjikan tahun yang lebih baik dari sebelumnya.
Cik Amy mengaku banyak yang pesan kue keranjang ditempatnya.
“Semakin dekat imlek makin banyak yang pesan, seperti di Sidoarjo, Gresik, luar pulau pun juga ada, dan sempat kirim di Jawa Tenga” cerita Cik Amy.
Bahkan untuk menerima pesenan kue keranjang, Cik Amy merasa kuwalahan, tapi langsung ambil pegawai dadakan.
“Inikan setahun sekali, jadi ambil pegawai dadakan” kata Cik Amy.
Sedangkan untuk harga yang dipatok kue keranjang yang dibuatnya untuk ukuran kecil Rp 30.000 dan yang besar Rp 75.000.
Tuh kan, harganya terjangkau, rasanya manis banget dan diyakini penuh berkah jika makan kue keranjang.
( WUL )